Rabu, 28 Maret 2012

PCOS (SINDROM OVARIUM POLIKISTIK)

Pada tahun 1935, Stein dan Leventhal menggambaran adanya penderita amenorea dan infertil dan disertai dengan pembesaran ovarium berikut sejumlah kista kecil di dalamnya. Pada awal 1980an, beberapa kasus seperti diatas diketahui memiliki kaitan dengan hiperinsulinemia dan gangguan toleransi glukosa. Pada awal 1990an, ditemukan adanya defek reseptor insulin pada penderita PCOS.

Berkaitan dengan penemuan yang ada, perhatian terhadap PCOS sekarang di pusatkan pada masalah hiperandrogenisme, hiperinsulinemia, abnormalitas kadar lemak darah dan obesitas yang memberikan dampak yang lebih luas terhadap kesehatan. Dokter harus memiliki kemampuan untuk dapat menegakkan diagnosa PCOS secara dini dan membantu agar penderitanya terhindar dari berbagai masalah kesehatan jangka panjang sebagai konsekwensi medis lanjutan dari PCOS.

Definisi PCOS:
Kumpulan gejala yang ditandai dengan adanya anovulasi (tidak keluarnya ovum/sel telur) kronis (yang berkepanjangan/dalam waktu lama) disertai perubahan endokrin (seperti: hiperinsulinemia, hiperandrogenemia).

Etiologi
Etiologi PCOS tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan sangat dipengaruhi oleh:
1. Resistensi insulin
2. Hiperandrogenemia
3. Kelainan produksi hormon gonadotropin
4. Disregulasi P450 c 17
Defek gen pembentuk P450 c 17α, yang mengkode aktivitas 17α-hidroksilase dan 17,20-lyase.
5. Genetik. Ada kecenderungan penurunan sifat secara autosomal dominan.

Penyebab Gejala dan keluhan PCOS
disebabkan oleh adanya perubahan hormonal. Satu hormon merupakan pemicu bagi hormon lainnya. Hal ini akan menimbulkan lingkaran setan dari suatu gangguan keseimbangan hormonal dalam sistem endokrin.

Gangguan tersebut antara lain adalah :
a. Hormon ovarium. Bila kadar hormon pemicu ovulasi tidak normal maka ovarium tidak akan melepaskan sel telur setiap bulan. Pada beberapa penderita, dalam ovarium terbentuk kista-kista kecil yang menghasilkan androgen.
b. Kadar androgen yang tinggi. Kadar androgen yang tinggi pada wanita menyebabkan timbulnya jerawat dan pola pertumbuhan rambut seperti pria serta terhentinya ovulasi.
c. Kadar insulin dan gula darah yang meningkat. Sekitar 50% tubuh penderita PCOS bermasalah dalam penggunaan insulin yaitu mengalami resistensi insulin. Bila tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik maka kadar gula darah akan meningkat. Bila keadaan ini tidak segera diatasi, maka dapat terjadi diabetes kelak dikemudian hari.

Gejala
Gejala PCOS cenderung terjadi secara bertahap. Awal perubahan hormon yang menyebabkan PCOS terjadi pada masa remaja setelah menarche. Gejala akan menjadi jelas setelah berat badan meningkat pesat.

1, Gejala PCOS awal:
a. Jarang atau tidak pernah mendapat haid. Setiap tahun rata-rata hanya terjadi kurang dari 9 siklus haid ( siklus haid lebih dari 35 hari ). Beberapa penderita PCOS dapat mengalami haid setiap bulan namun tidak selalu mengalami ovulasi.
b. Perdarahan haid tidak teratur atau berlebihan. Sekitar 30% penderita PCOS memperlihatkan gejala ini.
c. Rambut kepala rontok dan rambut tubuh tumbuh secara berlebihan. Kerontokan rambut dan pertumbuhan rambut berlebihan dimuka, dada, perut (hirsuitisme) disebabkan oleh kadar androgen yang tinggi.
d. Pertumbuhan jerawat. Pertumbuhan jerawat disebabkan pula oleh kadar androgen yang tinggi.
e. Depresi. Perubahan hormon dapat menyebabkan gangguan emosi.

2. Gejala PCOS lanjut
a. Berat badan meningkat atau obesitas terutama pada tubuh bagian atas (sekitar abdomen dan pinggang). Gejala ini disebabkan oleh kenaikan kadar hormon androgen.10
b. Kerontokan rambut dengan pola pria atau penipisan rambut kepala (alopesia). Gejala ini disebabkan oleh kenaikan kadar hormon androgen.
c. Abortus berulang. Penyebab hal ini tidak diketahui dengan jelas. Abortus mungkin berkaitan dengan tingginya kadar insulin, ovulasi yang terhambat atau masalah kualitas sel telur atau masalah implantasi pada dinding uterus.
d. Sulit mendapatkan kehamilan (infertil) oleh karena tidak terjadi ovulasi.
e. Hiperinsulinemia dan resistensi insulin yang menyebabkan obesitas tubuh bagian atas, perubahan kulit dibagian lengan, leher atau pelipatan paha dan daerah genital.
f. Masalah gangguan pernafasan saat tidur (mendengkur). Keadaan ini berhubungan dengan obesitas dan resistensi insulin.
g. Nyeri panggul kronis (nyeri perut bagian bawah dan panggul )
h. Tekanan darah tinggi seringkali ditemukan pada penderita PCOS.

Permasalahan dalam PCOS
1. Masalah reproduksi
Gangguan keseimbangan hormonal akibat PCOS menyebabkan terjadinya sejumlah permasalahan dalam kehamilan dan masalah kesehatan reproduksi lain :
a. Infertilitas
b. Abortus berulang
c. Diabetes gestasional
d. Hipertensi dalam kehamilan dan atau persalinan dengan segala akibatnya (pre eklampsia/eklampsia, bayi kecil masa kehamilan, persalinan preterm)
e. Hiperplasia endometrium (lesi prakanker). Keadaan ini terjadi bila siklus haid tidak berlangsung secara teratur sehingga terjadi “penumpukan” endometrium. Penggunaan pil kontrasepsi diharapkan dapat menurunkan kejadian hiperplasia endometrium.
f. Karsinoma endometrium. Resiko meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan yang bukan penderita PCOS.
Menjelang menopause, sebagian penderita memperlihatkan pola haid yang lebih teratur. Tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Meskipun demikian, riwayat PCOS masih tetap akan meningkatkan resiko hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan karsinoma endometrium.

2. Masalah insulin dan metabolisme gula
Insulin
adalah hormon yang diperlukan oleh sel untuk mendapatkan energi dari glukosa. Namun kadang-kadang sel tidak menunjukkan respon yang memadai terhadap aktivitas insulin. Keadaan ini disebut sebagai resistensi insulin. Resistensi insulin menyebabkan kenaikan kadar gula darah dan diabetes. Lebih dari 40% penderita PCOS menunjukkan adanya resistensi insulin, dan lebih dari 10% diantaranya akan menderita diabetes melitus tipe 2 saat berusia sekitar 40 tahun. Kadar insulin juga meningkat pada penderita resistensi insulin. Kadar insulin yang tinggi seperti ini dapat meningkatkan kadar hormon pria sehingga keluhan PCOS menjadi semakin parah.

Masalah kesehatan akibat resistensi insulin :
a. Hipertensi
b. Kadar trigliserida meningkat
c. Kadar kolesterol HDL rendah
d. Kadar gula darah meningkat
e. Peningkatan timbunan lemak tubuh (terutama di bagian perut)

3. Masalah jantung dan pembuluh darah
Diperkirakan bahwa tingginya kadar insulin pada penderita PCOS memperburuk masalah jantung dan pembuluh darah.
Masalah tersebut antara lain :
a. Artherosclerosis ( pengerasan arteri).
b. Penyakit arteri koroner dan serangan jantung. Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa kemungkinan serangan jantung meningkat 7 kali lipat pada penderita PCOS.
c. Hipertensi.
d. Hiperkolesterolemia.
e. Stroke.

4. Masalah gangguan pernafasan saat tidur ( mendengkur)
“Obstructive Sleep Apnea” berkaitan erat dengan obesitas dan resistensi insulin.

Faktor Risiko PCOS
Faktor risiko utama terjadinya PCOS adalah riwayat PCOS dalam keluarga. Diperkirakan terdapat kombinasi genetik dalam kejadian PCOS. Bila dalam satu keluarga terdapat penderita PCOS maka kemungkinan terjadinya PCOS adalah 50%. PCOS dapat diturunkan dari pihak bapak atau ibu kepada anaknya. Riwayat keluarga dengan Diabetes diperkirakan juga akan meningkatkan resiko terjadinya PCOS oleh karena ada hubungan yang sangat kuat antara kejadian diabetes dan PCOS. Saat sekarang sedang dilakukan penelitian kearah ini.
Penggunaan obat anti kejang tertentu juga diperkirakan akan meningkatkan resiko terjadinya PCOS.

Tanda-tanda yang harus diwaspadai remaja wanita (dianjurkan konsultasi dengan dokter)
Sampai usia 14 tahun masih belum mendapatkan haid dan terjadi pertumbuhan rambut di dada, punggung atau muka (hirsuitisme)
a. Sampai usia 15 tahun belum mendapatkan haid atau 2 tahun setelah tumbuhnya payudara dan rambut pubis.
b. Memperoleh haid kurang dari 8 kali dalam waktu 1 tahun dan sudah memperoleh haid selama 2 tahun.
c. Jerawat yang berlebihan ; rambut kepala rontok ; pertumbuhan rambut berlebihan di dada, punggung atau muka.
d. Siklus haid kurang dari 21 hari atau lebih dari 45 hari secara terus menerus
e. Terdapat gejala diabetes, seperti mudah haus dan buang air kecil (khususnya malam hari), rasa lapar meningkat, penurunan berat badan secara mendadak, pandangan kabur atau gangguan sensorik pada telapak tangan atau kaki.
f. Tumbuh jerawat berlebihan, kulit berminyak, acrochordon pada daerah leher, acanthosis nigricans pada lipatan kulit di leher, lipat paha atau sisi dalam lengan.

Tanda-tanda yang harus diwaspadai Seorang wanita pada masa reproduksi ( 20 – 40 tahun) (dianjurkan konsultasi dengan dokter)
a. Siklus haid secara terus menerus kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari.
b. Siklus haid teratur namun terjadi kesulitan hamil setelah berusaha selama satu tahun.
c. Perdarahan pervagina berlangsung lebih dari 8 hari, bergumpal atau terjadi bercak perdarahan berlebihan.
d. Nyeri panggul berlangsung lebih dari 4 minggu.
e. Pertumbuhan rambut berlebihan pada daerah dada, punggung atau muka.
f. Terdapat gejala diabetes, seperti mudah haus dan buang air kecil (khususnya malam hari), rasa lapar meningkat, penurunan berat badan secara mendadak, pandangan kabur atau gangguan sensorik pada telapak tangan atau kaki.
g. Tumbuh jerawat berlebihan, kulit berminyak, acrochordon pada daerah leher, acanthosis nigricans pada lipatan kulit di leher, lipat paha atau sisi dalam lengan.
h. Depresi atau gangguan emosi.
i. Kenaikan berat badan bagian atas dimana lemak abdomen lebih banyak dibandingkan lemak pinggul atau dikenal dengan obesitas android yang berkaitan dengan peningkatan kadar hormon seksual pria (testosteron).

Komplikasi PCOS Jangka Panjang:
1. Diabetes Melitus tipe 2
2. Dislipidemia
3. Kanker endometrium
4. Hipertensi
5. Penyakit kardiovaskular
6. Gestational DM
7. Pregnancy-induced hypertension (PIH)
8. Kanker ovarium
9. Kanker payudara

Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosa PCOS diperlukan sejumlah pemeriksaan antara lain anamnesa yang cermat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan ultrasonografi.

1. Anamnesa:
a. Riwayat medis mengenai keluhan yang dirasakan penderita.
b. Pertanyaan mengenai perubahan berat badan, perubahan kulit, rambut dan siklus haid.
c. Pertanyaan mengenai masalah kesuburan.
d. Pertanyaan mengenai riwayat keluarga yang menderita PCOS atau diabetes.

2. Pemeriksaan fisik:
a. Pemeriksaan kesehatan secara umum termasuk tekanan darah, berat dan tinggi badan (menentukan BMI-Body Mass Index).
b. Pemeriksaan tiroid, kulit, rambut, payudara.
c. Pemeriksaan bimanual untuk melihat kemungkinan adanya pembesaran ovarium.

3. Pemeriksaan laboratorium :
1. β-hCG untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan.
2. Testosteron dan androgen. Kadar tinggi dari Androgen akan menghambat terjadinya ovulasi dan menyebabkan jerawat, pertumbuhan rambut secara berlebihan dan kerontokan rambut kepala.
3. Prolaktin yang mempengaruhi siklus haid dan fertilitas
4. Kolesterol dan trigliserida
5. Pemeriksaan untuk fungsi ginjal dan hepar dan pemeriksaan gula darah
6. Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormon) untuk menentukan aktivitas tiroid
7. Pemeriksaan hormon adrenal, DHEA-S (Dehiydroepiandrosteron Sulfat) atau 17-hydroxyprogesteron. Gangguan kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala seperti PCOS.
8. Pemeriksaan OGTT- oral glucosa tolerance test dan kadar insulin untuk menentukan adanya resistensi insulin.

4. Pemeriksaan ultrasonografi :
Pemeriksaan ulttrasonografi pelvis dapat menemukan adanya pembesaran satu atau kedua ovarium. Namun yang perlu diingat bahwa pada PCOS tidak selalu terjadi pembesaran ovarium sehingga diagnosa PCOS dapat diduga tanpa harus melakukan pemeriksaan ultrasonografi terlebih dulu.

TERAPI
1. Terapi awal
Langkah pertama dalam penatalaksanaan PCOS adalah melakukan olahraga secara teratur, mengkonsumsi makanan sehat dan menghentikan kebiasaan merokok. Ini merupakan pilihan utama terapi dan bukan sekedar menghasilkan perubahan gaya hidup. Terapi tambahan tergantung pada keluhan penderita dan apakah dokter merencanakan agar penderita dapat memperoleh kehamilan.
a. Bila penderita memiliki berat badan berlebihan, menurunkan sedikit berat badan sudah sangat membantu dalam menjaga keseimbangan hormonal sehingga siklus haid menjadi teratur dan terjadi ovulasi. Olah raga teratur dan melakukan diet untuk menurunkan berat badan merupakan langkah utama dan sangat penting bagi penderita bila menghendaki kehamilan.
b. Bila penderita memilki kebiasaan merokok, hendaknya kebiasaan ini segera dihentikan. Perlu diketahui bahwa merokok dapat meningkatkan kadar androgen. Selain itu kebiasaan merokok akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung.
c. Bila penderita menghendaki kehamilan dan penurunan berat badan saja tidak dapat memperbaiki fertilitas, maka diperlukan pemberian obat untuk menurunkan insulin. Dengan menurunkan berat badan, kesempatan untuk ovulasi dan kehamilan meningkat. Terapi dengan pemicu ovulasi dapat pula menyebabkan terjadi ovulasi.
d. Bila penderita menghendaki kehamilan, dokter dapat pula menggunakan terapi hormonal untuk membantu pengendalian hormon ovarium. Untuk memperbaiki masalah siklus haid, terapi dengan pil kontrasepsi oral dapat mencegah agar lapisan endometrium tidak terlalu lama menebal. Hal ini dapat mencegah terjadinya karsinoma endometrium. Terapi hormonal juga dapat mengatasi pertumbuhan rambut berlebihan dan jerawat. Terapi hormon dapat berupa pil kontrasepsi oral, patches atau cincin vagina. Kadang-kadang digunakan pula obat penurun androgen (spironolakton = aldactone) yang biasa diberikan bersama dengan pil kontrasepsi oral kombinasi estrogen-progestin. Terapi kombinasi ini diperlukan untuk mengatasi kerontokan, jerawat dan pertumbuhan rambut berlebihan.

Terapi hormon tidak dapat menurunkan resiko terhadap jantung, tekanan darah, kolesterol dan resiko diabetes. Inilah sebabnya, mengapa olah raga dan diet yang sehat tetap merupakan kunci utama dalam pengobatan PCOS.

2. Terapi tambahan untuk mengatasi masalah rambut dan kulit :
Terapi lain untuk PCOS antara lain :
a. Menghilangkan rambut dengan sinar laser, elektrolisis, waxing, tweezing atau kimiawi.
b. Mengatasi masalah pada kulit. Obat jerawat topikal atau per oral dapat diperoleh secara bebas. Pengangkatan “skin tag” tidak perlu dilakukan kecuali bila menyebabkan iritasi.

3. Terapi Mandiri :
Terapi mandiri dapat membantu penderita dalam mengatasi gejala dan keluhan yang ada serta mengelola hidup secara sehat.

Pengendalian dan penurunan berat badan
dapat menurunkan resiko terjadinya diabetes, hipertensi dan hiperkolesterolemia. Penurunan berat badan yang tidak terlalu drastis dapat mengatasi kadar androgen dan kadar insulin serta infertiliti. Penurunan berat badan sebesar 5 – 7% dalam waktu 6 bulan sudah dapat menurunkan kadar androgen sedemikian rupa sehingga ovulasi dan fertilitas menjadi pulih pada 75% kasus PCOS.
a. Penurunan berat badan.
Memperoleh berat badan yang ideal akan memperbaiki kesehatan penderita dan dapat mengatasi masalah kesehatan jangka panjang. Meningkatkan aktivitas dan makan makanan sehat merupakan kunci pengendalian berat badan.
b. Olah raga.
Penderita diharap untuk menjadikan olah raga teratur sebagai bagian penting dalam kehidupannya. Berjalan kaki merupakan aktivitas yang paling baik dan sederhana yang dapat dengan mudah dikerjakan.
c. Makanan sehat dan gizi seimbang
yang terdiri dari kombinasi buah dan sayuran, produk makanan kecil berkalori rendah yang dapat memuaskan nafsu makan dan menngatasi kebiasaan makan kecil.
d. Pertahankan berat badan yang sehat.
e. Hentikan kebiasaan merokok.

TERAPI MEDIKAMENTOSA
a. Pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin digunakan pada penderita dengan haid tidak teratur atau amenorea. Terapi ini membantu mengatasi jerawat, pertumbuhan rambut berlebihan dan kerontokan rambut. Progestin diperlukan agar terjadi pertumbuhan dan pengelupasan endometrium secara teratur seperti yang terjadi pada haid. Pengelupasan endometrium yang terjadi setiap bulan dapat mencegah karsinoma uterus. Pil kontrasepsi YASMIN merupakan pil yang ideal untuk kasus PCOS oleh karena mengandung progestin yang disebut drospirenon yang memiliki sifat anti androgen.

b. Progestin sintetis. Bila penderita tidak dapat menggunakan hormon estrogen maka penggunaan progestin yang dapat digunakan adalah yang tidak meningkatkan kadar androgen dan baik untuk penderita PCOS yaitu : norgestimate, desogestrel dan drospirenon. Efek samping yang mungkin terjadi : nyeri kepala, retensi air dan perubahan emosi.
Catatan :
Sejumlah progestin menyebabkan peningkatan kadar androgen. Terdapat 3 jenis progestin yang tidak meningkatkan kadar adrogen dan sangat baik bila digunakan pada kasus PCOS.

c. Diuretik. Spironolaktone yang dapat menurunkan androgen (Aladactone) diberikan bersama dengan pil kontrasepsi kombinasi. Terapi ini dapat mengatasi kerontokan rambut, pdertumbuhan jerawat dan rambut abnormal (hirsuitisme)

d. Metformin (Glucophage). Obat diabetes ini digunakan untuk mengendalikan insulin, gula darah dan androgen. Obat ini menurunkan resiko diabetes dan penyakit jantung serta memulihkan siklus haid dan fertilitas.
Catatan : Metformin nampaknya sangat bermanfaat untuk mengatasi gejala yang terjadi pada PCOS. Metformin dapat memperbaiki derajat fertilitas, menurunkan kejadian abortus, dan diabetes gestasional serta mencegah terjadinya masalah kesehatan jangka panjang. Penggunaan metformin pada masa kehamilan masih merupakan kontroversi meskipun resiko nampaknya sangat kecil. Metformin oleh FDA dimaksudkan untuk mengatasi diabetes sehingga penggunaannya pada kasus PCOS harus dibahas secara rinci.

e. Klomifen sitrat dan injeksi gonadotropin (LH dan FSH). Klomifen sitrat dapat diberikan bersama dengan metformin bila metformin dapat memicu terjadinya ovulasi. Kombinasi kedua jenis obat ini akan memperbaiki kerja dari klomifen sitrat.

f. Eflomithine (Vaniqa) adalah krim yang dapat menghambat pertumbuhan rambut dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

TERAPI PEMBEDAHAN
Terapi pembedahan kadang-kadang dilakukan pada kasus infertilitas akibat PCOS yang tidak segera mengalami ovulasi setelah pemberian terapi medikamentosa. Melalui pembedahan, fungsi ovarium di pulihkan dengan mengangkat sejumlah kista kecil.
Alternatif tindakan :
a. “Wedge Resection” , mengangkat sebagian ovarium. Tindakan ini dilakukan untuk membantu agar siklus haid menjadi teratur dan ovulasi berlangsung secara normal. Tindakan ini sudah jarang dikerjakan oleh karena memiliki potensi merusak ovarium dan menimbulkan jaringan parut.
b. “Laparoscopic ovarian drilling” , merupakan tindakan pembedahan untuk memicu terjadinya ovulasi pada penderita PCOS yang tidak segera mengalami ovulasi setelah menurunkan berat badan dan memperoleh obat-obat pemicu ovulasi. Pada tindakan ini dilakukan eletrokauter atau laser untuk merusak sebagian ovarium. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa dengan tindakan ini dilaporkan angka ovulasi sebesar 80% dan angka kehamilan sebesar 50%. Wanita yang lebih muda dan dengan BMI dalam batas normal akan lebih memperoleh manfaat melalui tindakan ini.

Rujukan :
1. Ehrmann DA. Obesity and glucosa intolerance in androgen excess. In Azziz R Nestler JE Dewailly D eds. Androgen excess disorder in women. Philadelphia Lippincott-Raven. 1997 :705-12
2. Dunaif A, Hoffman AR, Scully RE, Flier JS, Longcope C, Levi LJ.et al. Clinical biochemical, and ovarian morphologic features in women with acanthosis nigricans and masculinization. Obstet Gynecol 1985:66, 542-52
3. Dunaif A, Xia J, Book CB, Schenker E, Tang Z. Excessive insulin receptor serine phosphorylation in cultured fibroblasts and in skeletal muscle. A potential mechanism for insulin resistance in the polycystic ovary syndrome. J clin inves 1995 ; 96 801-10
4. Vollenhoven B, Clark S, Kovacs G, Burger H, Healy D. Prevalence of gestational diabetes melitus in polycystic ovarian syndrome (PCOS) patients pregnant after ovulation induction with gonadotrophins Aust NZJ Obstet Gynecol 2000, 40 54-3
http://www.iconspedia.com/uploads/12789365491822702177.png

CATATAN SOAP PADA INTRAPARTUM

Penilaian awal ibu in partu

Tgl 20 April 2008, jam 11.30

S:
Berusia 28 tahun, G3P2, umur kehamilan sekitar 39 minggu. Kontraksi mulai jam 7, terjadi setiap 5 menit, berlangsung selama 30 detik. Air ketuban belum keluar, tidak ada perdarahan.
Bayi bergerak. Ibu sedikit beristirahat tadi malam. Ikut ANC 5 kali di BPS Rahimah. Riwayat kehamilan normal. Riwayat kelahiran sebelumnya normal, tanpa komplikasi. Suami menemani.

O:
TD 110/60, Nadi 86, Pernafasan 18, Suhu 37,2
Keadaan umum baik
Konjungtiva normal
TF : 35 cm
Presentasi : kepala
DJJ 144
Kontraksi : 3/10 menit, 30 detik
Pembukaan : 3 cm, tipis
Penurunan kepala 3/5, tidak ada molase
Ketuban utuh
Bloody show

A:
G3P2 aterm dalam persalinan Kala 1, fase laten
Keadaan bayi dan ibu baik

P:
Dukungan persalinan, berjalan-jalan
Pantau DJJ, kontraksi, dan nadi setiap 30 menit
Pantau suhu dan tekanan darah setiap 4 jam
Ulangi pemeriksaan 4 jam kemudian, atau per indikasi

Kala 1
Jam 13.45

S :
Ibu merasa ketubannya pecah, kontraksi terasa lebih kuat, lebih sakit.

O :
Air ketuban jernih
Pembukaan 7 cm; tipis; bloody show
Penurunan kepala 2/5
DJJ 140
Kontraksi 4/10, 50 detik
Nadi 90

A:
Fase aktif
Ketuban pecah, air jernih
Kemajuan normal
Keadaan bayi baik
Keadaan ibu baik; merasa sakit

P:
Anjurkan berdiri, bernapas saat kontraksi; counterpressure oleh suami
Anjurkan buang air kecil
Ulangi PD 2 jam kemudian, atau per indikasi
Mengisi partograf

Kala 2
Jam 14.45

S :
Ibu mau meneran. Sakit sekali di pinggang.

O :
Pembukaan lengkap
Kontraksi 4 kali/10 menit; 40 detik
DJJ 140

A :
Kala 2 persalinan, kemajuan baik
Keadaan bayi dan ibu baik; ibu merasa sakit tapi dapat melewatinya

P:
Antisipasi persalinan spontan
Bimbingan proses meneran ; anjurkan merubah posisi untuk mengurangi sakit

Kala 4
Jam 16.30

S :
Merasa banyak darah yang keluar saat berdiri. Merasa mulas saat bayi menyusui.

O:
1 pembalut menyerap darah; tidak ada gumpalan darah
Kontraksi yang baik
TF: 1 jari dibawah pusat
TD: 110/60; Nadi 85
Bayi menghisap dengan baik

A:
Perdarahan pada Kala 4 normal
Tanda-tanda vital stabil
Cara pemberian ASI benar; bayi menghisap

P:
Penyuluhan mengenai perdarahan
Anjurkan ibu masase fundus
Anjurkan ibu buang air kecil
Evaluasi ulang kontraksi uterus 15 menit kemudian
http://www.iconspedia.com/uploads/12789365491822702177.png

DOKUMENTASI PADA MASA INTRA PARTUM

Pencatatan selama intrapartum harus berpusat pada pengkajian pertama waktu masuk, pengkajian seterusnya dan tindakan yang dilakukan misalnya periksa dalam hasil yang ditemukan dan asuhan / intervensi yang diberikan.

Catatan harus tepat / teliti dan lengkap karena ini akan dipakai sebagai landasan untuk menentukan rancana asuhan yang akan diberikan.

I. : Pengkajian waktu masuk kamar bersalin : parameter untuk dokumentasi.
I. Meninjau riwayat pasien : melihat catatan waktu antenatal.
II. Pengkajian awal untuk kebidanan.
a. Alasan masuk ke RS/RB, termasuk jam, tanggal dan cara masuk.
b. Pengkajian kontraksi uterus, termasuk kekuatan, lama dan frekuensinya.
c. Pengkajian tentang aie ketuban, sudah / belum keluar air, kalau sudah, kapan, jumlah, sifat, warna.
d. Keluaran dari vagina : iar ketuban, darah, darah lendir, sifat, warna, jumlah dan keistimewaan lain.
e. Pemeriksaan dalam sesuai dengan indikasi dan protokol.
1. Sifat portio, pembukaan
2. Bagian terendah yang teraba, posisi.
3. Turunnya bagian terendah.
4. Pengkajian lain, molage, kaput suksedanium, tali pusat dan keistimewaan lainnya yang teraba.
f. Tanda vital : tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan, termasuk denyut jantung janin dan cara pemeriksaannya (fetoskop, monitor).
g. Adanya edema.
h. Letak janin, turunnya bagian terendah, presentasi (kepala punggung / Lopold I-IV).
i. Hasil pemeriksaan urin (protein, glukosa, keton).
j. Makan terakhir kali, kapan, jenis makanan.
k. Permintaan khusus waktu bersalin.
l. Rencana pemberian minum bayi.

III. Pengkajian umum (termasuk riwayat kesehatan).
A. Allergi (makanan, obat, lingkungan)
B. Obat yang sedang dipakai.
C. Penampilan umum / pemeriksaan fisik.
1. Tinjauan sistim tubuh.
a. Pernafasan / ventilasi
b. Sirkulasi.
c. Keutuhan kulit / higiene.
d. Eliminasi.
e. Mobilitas.
D. Perawatan di RS sebelumnya, operasi.
E. Riwayat transfusi.
F. Kemungkinan kontak dengan penyakit menular akhir-akhir ini.
G. Gejala infeksi akhir-akhir ini atau sedang terjadi (termasuk PMS).
H. Kebutuhan khusus untuk keamanan.
I. Penggunaan alkohol, zat terlarang akhir-kahir ini.

IV. Pengkajian perilaku.
A. Perhatian untuk pekerjaan, interes dan lingkungan.
B. Cara mengatasi stres sebelumnya.
C. Defisit sensorik.
D. Kenutuhan agama, kebudayaan.
E. Sikap tubuh.
F. Interaksi dengan orang yang mendukung.
G. Pengkajian akan nyeri / tidak nyaman.
H. Harapan akan kelahiran. Tujuan.
I. Latar belakang sosial budaya.

V. Tindakan asuhan yang diberikan.
A. Perkenalan dengan lingkungan kamar bersalin.
B. Cukur kalau diperlukan.
C. Enema sesuai dengan protokol dan permintaan ibu.
D. Pemberian obat kalau ada / perlu.
E. Pemberian infus jika ada indikasi (induksi partus misalnya).
F. Intake dan out put.
G. Panduan pelaksanaan pengendalian infeksi jika ada sesuai.


PENCATATAN DALAM SELAMA MASA INTRAPARTUM
Pencatatan waktu intrapartal harus tepat dan lengkap dan ini akan memudahkan asuhan dan mejamin keselamatan untuk ibu, janin dan bayi baru lahir. Data-data khusus harus dihimpun dan dicatat selama masa intrapartum untuk memudahkan pengkajian dan perencanaan asuhan.

Data-data berikut diperlukan di kamar bersalin selama persalinan dan intervensinya
I. Keadaan ibu
A. Tanda vital, suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah.
B. Kontraksi : frekuensi, kekuatan dan interval (termasuk cara pemeriksaan).
C. Pembukaan dan pendataran serviks.
D. Presentasi dan turunnya bagian terendah.
E. Ketuba : positif? Kalau sudah pecah bagaimana keadaan air ketuban, warna, jumlah dan keluaran vagina yang lain.
F. Intake dan out put.

II. Keadaan fetus.
A. Fetal Heart Rate (termasuk cara pemeriksaan, lokasi dan hubungan dengan pola kontraksi).
B. Kegiatan fetus.

III. Reaksi perilaku ibu.
A. Kecemasan.
B. Nyeri / kenyamanan.
C. Interaksi dengan orang yang mendampingi.
D. Persepsi tentang proses persalinan.
E. Pemahaman akan proses persalinan (butuh penjelasan dan bimbingan).

IV. Tindakan asuhan dan intervensi yang diberikan.
A. Pemeriksaan dalam.
B. Observasi aktivitas uterus dan janin, pemakaian alat monitor, kontinyu atau intermiten.
C. Interpretasi rekaman monitor elektronik (kalau ada) pola kegiatan uterus dan denyut jantung janin.
D. Asuhan untuk pemberian rasa nyaman pada wanita inpartu.
E. Efek atau respon terhadap anestesi regional selama persalinan (kalau diberikan).
F. Dukungan emosional.
G. Pemberian obat termasuk analgetik, oxutocin.
H. Pemberian cairan, darah, atau produk darah.
I. Intervensi darurat yang dipergunakan untuk meningkatkan perfusi utero placenta (termasuk perubahan posisi atau pemberian oxygen).
J. Keterlibatan keluarga dalam proses persalinan.
K. Hasil pemeriksaan laboratorium kalau ada.

CATATAN SELAMA KALA II.
I. Pengkajian ibu.
A. tanda vital, suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah.
B. Pola kontraksi uterus, interpretasi dan intervensi yang dilakukan.
C. Darah lendir dan keluaran vagina.
D. Pengkajian ketuban.
E. Pemeriksanaan dalam dan semua hasil dan intervensi yang dilakukan.
F. Posisi ibu.
G. Kemampuan dan teknik mengejan.
H. Kapan mulai mengejan, spontan atau dipimpin. Lamanya. Kala II.
I. Kemajuan kala II.
J. Intervensi, pengobatan yang dilakukan selama kala II.
K. Catat dengan teliti jam / waktu anak lahir.
L. Tindakan yang dilakukan segera terhadap ibu maupun bayi setelah lahir.

II. Pengkajian kondisi fetus.
A. Denyut jantung janin dalam hubungan dengan pola kontraksi.
B. Perputaran paksi dan turunnya bagian terendah.
C. Catat dengan teliti jam / waktu anak lahir.
D. Tindkaan yang dilakukan terhadap bayi segera setelah lahir (pengisapan lendir, perawatan / pemotongan tali pusat).

III. Pengkajian perilaku ibu.
A. Reaksi denyut jantung janin terhadap perubahan posisi ibu, pemberian oxigen bila ada.
B. Peningkatan rasa nyaman,: perubahan posisi, pemberian minum, cara bernafas, elusan, kipas-kipas dll.
C. Respon pasien terhadap analgetik / anastesi.
D. Pembuatan episiotomi. Waktu dilakukan dan jenis episiotomi.
E. Bayi baru lahir,

hal yang perlu dicatat adalah :
1. Waktu bayi lahir.
2. Jenis persalinan.
3. Nilai Apgar pada satu dan lima menit kalau keadaan jelek mungkin waktu sepuluh menit.
4. Pemeliharaannya lancarnya jalan nafas misalnya penghisapan lendir, rangsangan.
5. Identifikasi bayi, cap kaki, gelang, kartu nama dan ditempat lain sesuai prosedur setempat.
6. Pemberian lingkungan yang hangat dan aman.
7. berat badan, panjang dan masa gestasi.
8. pemberian pertolongan darurat (RJP, inkubasi dan oxigen).
9. Fasilitasi keterikatan orang tua bayi (kontak kulit, gendong dll).
10. Membantu ibu memulai pemberian ASI / pengisapan.
11. Obat-obatan yang diberikan.
12. Observasi adanya penyimpangan. Tidak normal atau kelainan kongenital..

Dokumentasi pada kala III dan IV
I. Terlepas dan lahirnya plasenta
A. Jam / Waktu lahirnya placenta.
B. Warna placenta.
C. Bau placenta.
D. Presentasi waktu dilahirkan, bagian fetal atau maternal.
E. Ukuran, tiga dimensi, dapat juga diukur dengan tangan yang sudah disamakan dengan Cm atau dengan meteran yang tersedia (mis 18 x 20 x 2 cm).
F. Beratnya placenta.
G. Panjangnya tali pusat, insertio tali pusat pada placenta (sentral, lateral, marginal atau vellamentosa).
H. Robekan selaput ketuban, sentral, lateral atau marginaldan apakah ada pembuluh darah yang terputus ditemukan pada robekan selaput ketuban.
I. Keistimewaan yang ada pada jaringan placenta, misalnya jaringan infark, perkapuran, edema.
J. Keistimewaan yang ada pada bentuk placenta : Suksenturiata (anak placenta), bentuk bipartita (placenta teridiri dari dua tubus yang terpisah) atau tri psstite (tiga lobus).
K. Kelengkapan placenta dan selaput serta tindakan yang menyertai setelah pemeriksaan placenta, misalnya diadakan pemeriksaan / eksplorasi bila ada kecurigaan adanya sisa placenta dan
L. Obat-obat yang diberikan waktu kala tiga : jenis, dosis, rute, waktu pemberian.

II. Hasil observasi / pemeriksaan ibu.
A. tanda vital : tekanan darah, suhu, nadi, pernfasan setiap 15 menit untuk 1 jam pertama.
B. Kontraksi uterus, konsistensi, posisi, dan tingginya fundus uteri.
C. Perdarahan, apakah ada bekuan darah, perembesan.
D. Kandung kemih, eliminasi.
E. Integritas perineum.
F. Jahitan.
G. Interaksi perilaku keluarga.
H. Pemberian ASI.
I. Pengkajian rasa nyeri.
J. Kelelahan, kehabisan tenaga, lapar, haus dan tingkat kesadaran.
K. Respon terhadap kelahiran ini.

III. Intervensi – semua intervensi harus dicatat.
A. Mulainya penyuluhan (lihat dibagian penyuluhan).
B. Pemberian obat-obatan utero tonika.
C. Masase uterus.
D. Kalau ada infus yang diteruskan.
E. Pemberian rasa nyaman, kompres es, analgetik.
F. Intervensi untuk mendukung kesatuan unit keluarga (termasuk pemberian ASI/ menyusukan).

IV. Pencatatan persalinan.
A. Waktu persalinan.
B. Jenis Persalinan.
C. Resume persalinan misalnya : spontan partus, G2 P2 A0, kehamilan 38 minggu, presentasi belakang kepala, u u k depan.
D. Lama persalinan menurut kala I-IV.
E. Banyaknya perdarahan baik terukur maupun perkiraan.
F. Kesimpulan ketuban.
G. Catatan tentang placenta (lihat diatas).
H. Perineum dan penjahitan.
I. Hasil pemeriksaan jalan lahir, intervensi yang dilakukan.
J. Keistimewaan lain yang menyertai, misalnya adanya haematoma, kondiloma, ………cuminata, hemoroid serta tindakan dan rencana pertolongan yang telah dan akan diberikan.
http://www.iconspedia.com/uploads/12789365491822702177.png

PENGALAMAN VT (VAGINAL TOUCHER)


Memasukkan tangan ke dalam jalan lahir ibu bersalin untuk memantau perkembangan proses persalinan atau lazim disebut VT (vaginal toucher atau vaginal tousse atau periksa dalam dan sejenisnya) bukanlah sesuatu yang mudah. Selain perlu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, tetapi juga butuh perasaan...

Awal saya melakukan VT pada saat duduk di semester 4 di sebuah akademi kebidanan. Pada waktu itu saya dinas di rumah sakit pemerintah, Itu juga curi-curi kesempatan maklum perbandingan mahasiswa kebidanan dengan pasien tidak seimbang, lebih banyak mahasiswanya. Sementara VT tidak bisa dilakukan sesering mungkin, karena dapat menjadi pencetus terjadinya infeksi.

Selanjutnya beberapa kali saya melakukan VT baik di klinik atau di rumah sakit, meski tanpa bimbingan hanya mencoba-coba hingga tamat dan menyandang gelar bidan. Saya belum bisa membayangkan sebenarnya VT itu bagian apanya yang diperiksa. Meski dosen-dosen saya mengatakan cari portio bila ingin mengetahui pembukaan serviks, bahkan portio di gambarkan sebagai mulut, “maaf” pantat ayam, dan ilustrasi yang lain. Tapi tetap saja saya tidak bisa mengaplikasikannya ke pasien. Yang saya rasakan hanya, tangan saya panas, terdapat bidang yang sangat luas, lunak dan tentu saja bau lendir yang khas....

Hingga akhirnya saya dihadapkan pada pasien bersalin saya yang pertama. Secepatnya saya melakukan VT untuk memantau perkembangan persalinan. Tentu setelah melakukan pengkajian dan pemeriksaan palpasi terlebih dahulu, saya periksa ternyata pembukaan sudah lengkap, menurut saya. Persiapan persalinan sudah lengkap, tapi 3 jam kemudian bayi tidak kunjung lahir, dan pasien akhirnya saya rujuk..Baru saya rujuk 20 menit, bayi lahir.
Pasien ke dua datang, saat saya VT pembukaan sudah lengkap. Setelah itu pasien tidak saya ijinkan pulang, akhirnya pasien menginap di rumah saya. Tapi 12 jam di rumah saya tidak ada tanda-tanda pasien akan bersalin. Akhirnya si ibu pulang ke rumahnya, 1 minggu kemudian bayi lahir di bidan yang lain...

Ternyata keterampilan VT itu sangat penting, berbekal pengalaman kegagalan itu...saya akhirnya memutuskan untuk magang di klinik bersalin sebelum terjun menjadi bidan profesional.....dan akhirnya saya tahu bahwa kegagalan persalinan pada ke dua pasien saya berkat kesalahan diagnosa yang saya lakukan. Mudah-mudahan pengalaman ini dapat mengilhami bidan-bidan muda..
http://www.iconspedia.com/uploads/12789365491822702177.png

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN BALITA BERDASARKAN EVIDENCE BASED


1. Baby Friendly
Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui.
Program ini mendorong rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat optimal perawatan untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby Friendly Hospital/ Maternity berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan bayi mereka awal kehidupan yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang bayi mendorong dan membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi mereka dan akan menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya. Sejak awal program, lebih dari 18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah menerapkan program baby friendly. Negara-negara industri seperti Australia, Austria, Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat telah resmi di tetapka sebagai rumah sakit sayang bayi.

Dalam rangka mencapai program Baby Friendly Inisiative, semua provider rumah sakit dan fasilitas bersalin akan:
a. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin dan dikomunikasikan kepada semua staf tenaga kesehatan.
b. Melatih semua staf tenaga kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan ini.
c. Member tahu semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui
d. Membantu ibu untuk memulai menyusui dalam waktu setengah jam kelahiran.
e. Tampilkan pada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan menyusui jika mereka harus dipisahkan dari bayi mereka.
f. Berikan ASI pada bayi baru lahir, kecuali jika ada indikasi medis.
g. Praktek rooming-in agar memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama-sama
h. Mendorong menyusui on demand
i. Tidak memberikan dot kepada bayi menyusui
j. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu menghubungi mereka setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.

2. Memulai Pemberian Asi Dini dan Ekslusif
Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk peningkatan sumber daya manusia antara lain dengan jalan memberikan ASI sedini mungkin (IMD) yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang akhirnya bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Pada prinsipnya IMD merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu selekas mungkin setelah seluruh badan dikeringkan (bukan dimandikan), kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan demikian ini menuntun bayi untuk menemukan puting. Lemak (verniks) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan tetap menempel. Kontak antar kulit ini bisa dilakukan sekitar satu jam sampai bayi selesai menyusu. Selain mendekatkan ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi pada jam-jam pertama kehidupannya, IMD juga berfungsi menstimulasi hormon oksitosin yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Proses ini juga membantu pengeluaran plasenta, mengurangi perdarahan, merangsang hormon lain yang dapat meningkatkan ambang nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta lebih mencintai bayi.

Tatalaksana inisiasi menyusu dini:
a. Inisiasi dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa percaya diri yang tinggi dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang suami dan keluarga, jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau keluarga mendampinginya.
b. Obat-obatan kimiawi, seperti pijat, aroma therapi, bergerak, hypnobirthing dan lain sebagainya coba untuk dihindari.
c. Ibulah yang menentukan posisi melahirkan, karena dia yang akan menjalaninya.
d. Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi.
e. Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact, selimuti keduanya dan andai memungkinkan dan dianggap perlu beri si bayi topi.
f. Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya.
g. Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam bahkan lebih, diantaranya:
• Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan lingkungan.
• Memasukan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengelurkan suara.
• Bergerak ke arah payudara.
• Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran.
• Menyentuh puting susu dengan tangannya.
• Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat dengan mulut terbuka lebar.
• Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses menyusu pertama selesai.
h. Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti oprasi, berikan kesempatan skin to skin contact.
i. Bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang invasif seperti suntikan vit K dan menetes mata bayi.
j. Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan bayi dipisahkan dari ibunya, yang terjadi kemudian ibu tidak bisa merespon bayinya dengan cepat sehingga mempunyai potensi untuk diberikan susu formula, jadi akan lebih membantu apabila bayi tetapi bersama ibunya selama 24 jam dan selalu hindari makanan atau minuman pre-laktal.

Setelah pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD), selanjutnya bayi diberikan ASI secara eksklusif. Yang dimaksud dengan pemberian ASI secara eksklusif di sini adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0 - 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, baru ia mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat terus diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih. ASI eksklusif sangat penting untuk peningkatan SDM di masa yang akan datang, terutama dari segi kecukupan gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena ASI merupakan nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

3. Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir dengan Kontak Kulit ke Kulit
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Kontak kulit bayi dengan ibu dengan perawatan metode kangguru dapat mepertahankan suhu bayi dan mencegah bayi kedinginan/ hipotermi. Keuntungan cara perawatan bayi dengan metode ini selain bisa memberikan kehangatan, bayi juga akan lebih sering menetek, banyak tidur, tidak rewel dan kenaikan berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun akan merasa lebih dekat dengan bayi, bahkan ibu bisa tetap beraktivitas sambil menggendong bayinya.

Cara melakukannya:
- Gunakan tutup kepala karena 25% panas hilang pada bayi baru lahir adalah melalui kepala.
- Dekap bayi diantara payudara ibu dengan posisi bayi telungkup dan posisi kaki seperti kodok serta kepala menoleh ke satu sisi.
- Metode kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat
- Metode ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang dewasa lainnya.

Kontak kulit ke kulit sangat berguna untuk memberi bayi kesempatan dalam menemukan puting ibunya, sebelum memulai proses menyusui untuk pertama kalinya. Inilah kunci dari inisiasi menyusui dini yang akan sangat berpengaruh dalam proses ASI Eksklusif selama 6 bulan setelahnya.

4. Pemotongan Tali Pusat
Berdasarkan evidence based, pemotongan tali pusat lebih baik ditunda karena sangat tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Mengingat fenomena yang terjadi di Indonesia antara lain tingginya angka morbiditas ataupun mortalitas pada bayi salah satunya yang disebabkan karena Asfiksia Hyperbillirubinemia/ icterik neonatorum, selain itu juga meningkatnya dengan tajam kejadian autis pada anak-anak di Indonesia tahun ke tahun tanpa tahu pemicu penyebabnya. Ternyata salah satu asumsi sementara atas kasus fenomena di atas adalah karena adanya ICC (Imediettly Cord Clamping) di langkah APN yaitu pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir. Benar atau tidaknya asumsi tersebut, beberapa hasil penelitian dari jurnal-jurnal internasional di bawah ini mungkin bisa menjawab pertanyaan di atas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. et al. (1993) menunjukkan bahwa pada bayi prematur, ketika pemotongan tali pusat ditunda paling sedikit 30 menit atau lebih, maka bayi akan:
1. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk tranfusi darah
2. Terbukti sedikit mengalami gangguan pernapasan
3. Hasil tes menunjukkan tingginya level oksigen
4. Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viable dibandingkan dengan bayi yang dipotong tali pusatnya segera setelah lahir
5. Mengurangi resiko perdarahan pada kala III persalinan
6. Menunjukkan jumlah hematokrit dan hemoglobin dalam darah yang lebih baik.

Dalam jurnal ilmiah yang dilakukan oleh George Marcom Morley (2007) dikatakan bahwa seluruh proses biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah kelahiran, dan pada saat bayi mulai menangis dan kulitnya berwarna merah muda, menandakan prosesnya sudah komplit. Menjepit dan memotong tali pusat pada saat proses sedang berlangsung, dari sirkulasi oksigen janin menjadi sistem sirkulasi bayi sangat menggangu sistem pendukung kehidupan ini dan bisa menyebabkan penyakit serius. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa saat talipusat dilakukan pengekleman, pulse rate dan cardiac out put berkurang 50% karena 50% dari vena yang kembali ke jantung telah dimatikan (clamped off). Banyak sekali akibat yang tidak menguntungkan pada pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir dan dalam penelitian ini dikatakan resiko untuk terjadinya brain injury, cerebral palsy, asfiksia, autis, kejadian bayi kuning bahkan anemia pada bayi sangatlah banyak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eillen K. Hutton (2007) bahwa dengan penundaan pemotongan tali pusat dapat:
• Peningkatan kadar hematokrit dalam darah
• Peningkatan kadar hemoglobin dalam darah
• Penurunan angka Anemia pada bayi
• Penurunan resiko jaudice/ bayi kuning
Mencermati dari hasil-hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir sangat tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Namun dalam praktek APN dikatakan bahwa pemotongan tali pusat dilakukan segera setelah bayi lahir. Dari situ kita bisa lihat betapa besarnya resiko kerugian, kesakitan maupun kematian yang dapat terjadi.

5. Perawatan Tali Pusat
Saat bayi dilahirkan, tali pusar (umbilikal) yang menghubungkannya dan plasenta ibunya akan dipotong meski tidak semuanya. Tali pusar yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas dengan sendirinya. Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat dengan benar.

Cara merawatnya adalah sebagai berikut:
a. Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik tali pusat. Membersihkan tali pusat saat bayi tidak berada di dalam bak air. Hindari waktu yang lama bayi di air karena bisa menyebabkan hipotermi.
b. Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali pusat terlebih dahulu.
c. Perawatan sehari-hari cukup dibungkus dengan kasa steril kering tanpa diolesi dengan alkohol. Jangan pakai betadine karena yodium yang terkandung di dalamnya dapat masuk ke dalam peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar gondok.
d. Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak karena dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya kuman.
e. Tetaplah rawat tali pusat dengan menutupnya menggunakan kasa steril hingga tali pusat lepas secara sempurna.

6. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi dan Balita
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan setiap hari untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan perabaan, pembauan, dan pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi serta merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi dengan suasana bermain dan kasih sayang akan memicu kecerdasan anak.

Waktu yang ideal untuk stimulasi adalah saat bayi bangun tidur/ tidak mengantuk, tenang, siap bermain dan sehat. Gunakan peralatan yang aman dan bersih antara lain tidak mudah pecah, tidak mengandung racun/ bahan kimia, tidak tajam dan sebagainya.
Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi atau balita setiap hari, terus-menerus, bervariasi, dan disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya. Stimulasi juga harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi/ balitanya. Jangan memberikan stimulasi yang terburu-buru dan tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/ balita, atau bayi sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru memberikan rangsangan emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bagi bayi/ balitanya.

DAFTAR PUSTAKA
http://ajushealth.blogspot.com
http://obstetriginekologi.com
http://rumahkusorgaku.multiply.com
http://www.bidankita.com
http://www.sariasih.com
http://www.unicef.org.uk
http://www.iconspedia.com/uploads/12789365491822702177.png

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu management yang berarti ketatalaksanaan atau pengelolaan. Asuhan kebidanan adalah bantuan yang di lakukan oleh bidan pada individu pasien atau kelien yg pelaksaan nya dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui suatu proses yang di sebut manajemen kebidanan.


Model asuhan kebidanan di Indonesia belum di rumuskan secara baku, baik oleh IBI maupun departemen kesehatan indonesia. Sejak tahun 1994 depkes RI telah menerbitkan buku manajemen kebidanan dan peraturan mentri kesehatan RI, NO 572/MENKES/Per/VI/1996, yang memberi kekuatan hukum yang pasti pada praktek bidan di indonesia. Namun, tugas bidan unt tetap meningkatkan kemampuan dan keterampilannya(kompetensi) sehingga dpt memberikan pelayanan yang aman dan bermutu.

Pelayanan bidan tidak hanya terbatas pada pemeriksaan kehamilan dan pertoongan persalinan, ttp juga meluas sampai kekonseling dan pendidikan kesehatan. Sasaran penddkn kesehatan kebidanan tdk hanya pd wanita saja, ttp juga keluarga dan komunitasnya. Asuhan kebidanan meliputi tindakan pencegahan, pendeteksian dini keadaan abnormal, menupayakan bantuan medik lain jika di perlukan, dan melakukan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lain. Lingkup praktek kebidanan adalah asuha primer pada bayi dan wanita dari masa pubertas sampai lanjut usia.

Praktek bidan adalah manajemen mandiri dan pemeliharaan kesehatan wanita dengan suatu sistem kesehatan yang memberikan manajemen konsultasi, kolaborasi, dan rujukan. Walaupun pada umumnya bidan menangani wanita atau bayi sehat, ttp jika wanita atau bayi mengalami komplikasi medic ginekologi, atau obstetric, bidan ttp dapat mmberikan pertolongan. Praktek mandiri tidak harus diartikan “sendirian” karena situasi klinis ketika seorang praktisi yang bijak akan meminta bantuan dari praktisi lain yang memenuhi syarat sehubungan dengan ini pola asuhan klien dngan resiko tinggi adalah ssb:
1. Konsultasi adalah proses apabila bidan yang bertanggung jawab dalam asuhan primer wanita atau bayi meminta nasehat atau pendapat dari dokter atau anggota tim kesehatan lain.
2. Kolaborasi adalah proses jika bidan secara bersama sama menangani asuhan wanita atau bayi yang mengalami k1
3. Rujukan merupakan merupakan ketika bidan menyerahkan atau mengirimkan klien ke dokter atau profesi kesehatan lainnya untuk manajemen masalah sebagai upaya pelayanan kebidanan yang berkelanjutan. Peran bidan dalam rujukan akan lebih baik pemahamannya apabila bidan dilihat sebagai pemberi asuhan primer. Fungsi bidan adalah menemukan tanda dan gejala awal masalah medik dan/ atau komplikasi kehamilan dan merujuk wanita yang membutuhkan keahlian khusus kepada ahli obstetri dan ginekologi, ahligenetik, kardiologi, urologi, ahli bedah, ahli penyakit dalam, dst. Oleh karena iti bidan adalah pemberi jasa pelayanan kebidanan primer, ia harus mengidentifikasi kebutuhan perawatan klien keseorang spesialis.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Proses manajemen adalah suatu proses pemecahan. Proses manajemen memberi suatu metode pengaturan/pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik pasien maupun petugas kesehatan.
Komponen asuhan kebidanan dalam proses manajemen asuhan kebidanan terdiri dari hal – hal berikut.
1. Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komrehensif terhadap kesehatan pasien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan interprestasi data dasar.
3. Bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual.
4. Melakukan konsultasi perencanaan dan malaksanakan manajemen dengan kolaborasi dan merujuk pasien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
5. Merencakan manajemen komplikasi tertentu dalam situasi darurat dan jika ada penyimpangan dari keadaan normal.
6. Melakukan evaluasi bersama pasien terhadap pencapaian asuhan sesuai dengan kebutuhan.

Langkah – langkah dalam manajemen kebidanan :
1. Langkah I: Pengumpulan data.
2. Langkah II: Interprestasi data.
3. Langkah III: Indentifikasi diagnosis dan masalah potensial.
4. Langkah IV: Indentifikasi kebutuhan yang perlu penanganan segera.
5. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh.
6. Langkah VI: Melaksanakan perencanaan
7. Langkah VII: Evaluasi

NOMENKLATUR DIAGNOSIS KEBIDANAN
1. Kehamilan normal
2. Partus normal
3. Syok
4. Denyut jantung janin tidak normal
5. Abortus
6. Solutio plasenta
7. Pielonefritis akut
8. Amnionitis
9. Anemia ringan/ berat
10. Apendisitis
11. Atonia uteri
12. Infeksi mamae
13. Pembengkakan mamae
14. Presentase bokong
15. Asma bronkiale
16. Presentase dagu
17. Disproposi sefalipelvik
18. Hipertensi kronik
19. Koagulopati
20. Presentase ganda
21. Sistitis
22. Pre-eklamsi ringan/ berat/ eklampsia
23. Kehamilan ektopik
24. Ensefalitis
25. Epilepsi
26. Hidramnion
27. Presentasi muka
28. Persalinan semu
29. Kematian janin
30. Hemoragik antepartum
31. Hemoragik postpartum
32. Gagal jantung
33. Inersia uteri
34. Infeksi luka
35. Inversio uteri
36. Bayi besar
37. Malaria berat dengan komplikasi
38. Malaria ringan tanpa komlikasi
39. Mekonium
40. Meningitis
41. Mastitis
42. Migren
43. Kehamilan mola
44. Kehamilan ganda
45. Partus macet
46. Posisi oksiput posterior
47. Posisi oksiput melintang
48. Kista ovarium
49. Abses pelvik
50. Peritonitis
51. Plasenta previa
52. Pneunomia
53. Hipertensi karena kehamilan
54. Ketuban pecah dini
55. Partus prematur
56. Prolapsus tali pusat
57. Partus fase laten lama
58. Partus kala II lama
59. Retensio plasenta
60. Sisa plasenta
61. Ruptur uteri, post-seksio sesaria
62. Bekas luka uteri
63. Luka episiotomi perineum
64. Presentase bahu
65. Distosia bahu
66. Robekan servik dan vagina
67. Tetanus
68. Letak lintang

Contoh masalah kebidanan
1. Ibu kurang informasi
2. Ibu tidak pernah ANC
3. Merasa nyeri pada luka episiotomi, luka pasca-seksio sesaria
4. Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman
5. Merasa sakit pada payudara yang bengkak
6. Merasa takut dan cemas menghadapi persalinan
7. Merasa pusing, mual, dan muntah pada kehamilan muda
8. Merasa pusing karena hipertensi, hipotensi, dan perdarahan
9. Perut merasa berat pada kehamilan sungsang
10. Merasa nyeri pada infeksi luka

Contoh diagnosis potensial
1. Anemia ringan, potensial ke anemia berat
2. Perdarahan potensial ke hipotensi potensial ke syok
3. Pre-eklapmsi ringan potensial ke pre-eklapmsi berat atau potensial ke eklampsia
4. Luka episiotomi, luka pasca-seksio sesaria potensial ke infeksi
5. Sisa plasenta potensial keinfeksi
6. Distosia bahu potensial ke persalinan macet
7. Letak sungsang potensial ke persalinan macet
8. Bayi besar potensial ke persalinan macet
9. Kehamilan dengan anemia ringan/ berat potensial ke infeksi, berat badan lahir rendah (BBLR),partus prematur,abortus.
10. BBLR potensial ke hipotermia, infeksi, asfiksia.

http://www.iconspedia.com/uploads/12789365491822702177.png

Cara Mengkreasikan Blog

#  Dengan cara menambah aksesoris
      Konon, blog itu berjenis kelamin perempuan. Dan, karena itu, perlu dihiasi dg aksesoris supaya selalu tampak cantik dan dapat menarik hati kaum blogger (yg ini berjenis laki-laki).

Berikut sejumlah "perhiasan" blog yg dapat dipasang di blog Anda yg berfungsi tidak hanya sebagai perhiasan tapi juga untuk menarik hati kaum blogger (baca, pengunjung) dan search engine. Sekali lagi perlu diingat, aksesoris ini hanya dapat dipasang pada blog yg templatenya dapat diedit seperti blogspot.com, blogdrive.com plus blog yg domain/hostingnya beli sendiri, tentunya.

1. Bukutamu

Bukutamu blog disebut juga dg shoutbox atau tagboard. Sama dg bukutamu website, tapi bentuknya lebih sederhana. Banyak situs penyedia bukutamu blog gratis yg bisa Anda cari di google dg kata kunci shoutbox atau tagboard. http://shoutmix.com termasuk penyedia bukutamu blog yg disukai yg servernya cukup stabil.

Caranya:
(a) Daftar di alamat di atas, ikuti semua perintahnya; (b) Setelah selesai, log-in dg id dan password yg sudah terdaftar; (c) Klik menu "Code Generator"; (d) Pilih Full-frame shoutbox; (e) Klik "Generate the Code"; (f) Copy kode HTML yg ada, dan masukkan ke template blog Anda di bagian Sidebar; (g) Klik SAVE SETTING & REPUBLISH. Selesai.

Fungsi dari bukutamu blog ini seperti yg Anda tahu untuk membuat interaksi pemilik blog (blogger) dg pengunjung lebih aktif dan menunjukkan bahwa kita orangnya cukup accessible.

2. Statistic dan Tracker

Berfungsi untuk mengetahui berapa pengunjung yg datang setiap harinya, setiap minggu, dan bulan dan dari negara mana saja. Selain itu, ia memberi tahu kita lewat mana pengunjung itu datang: lewat pencarian di google atau via blog/situs lain yg memasang link blog kita. Statistic/tracker gratis yg paling terkenal ada dua Sitemeter dan Extreme Tracking. Klik link berikut untuk mendaftar: (a) http://www.sitemeter.com/?a=newaccount (b) http://www.extreme-dm.com/tracking/?reg Setelah daftar, login dan masukkan kode HTML-nya di blog Anda.

3. Kamus Online

Kalau blog Anda berbahasa Inggris, Anda bisa memasang Kamus Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia di blog Anda supaya pengunjung Indonesia yg lagi belajar bahasa Inggris bisa betah nongkrong. Kode HTML-nya bisa diambil di http://kamus.net

4. Jadual Shalat

Bagi blogger Muslim, www.islamicfinder.org menyediakan jadual shalat lima waktu yg bisa ditempel di blog. Anda bisa pilih berdasarkan kota dan negara. Silahkan ambil kodenya di link berikut: http://www.islamicfinder.org/index.php?inl_language= Lihat contohnya di sini

6. Jam Dinding

Tidak cukup dg jam tangan dan jam di HP atau Anda merasa dinding blog Anda perlu dipasang jam? Silahkan pilih di http://clicklink.com dan ambil kodenya. Lihat contohnya di sini.

7. Peta Kampung Kita

Bagi yg ingin melihat nama dan peta kampung kelahiran nempel di blog, silahkan daftar di http://feedmap.net

Caranya,
(a) masuk ke http://feedmap.net; (b) Klik "Explore Blog", akan muncul peta dunia; (c) Pilih negara Indonesia dg cara klik kanan secara terus menerus mouse komputer Anda dan geser/putar peta dunia tsb. ke kanan/kiri sampai ketemu peta Indonesia. (d) Setelah peta Indonesia ditemukan, perbesar fokus peta dg cara mengklik 2x secara berulang-ulang; (e) Pilih kawasan atau propinsi yg paling dekat dg kampung kelahiran Anda, dan perbesar fokus peta dg mengklik berkali-kali sampai tidak dapat diperbesar lagi; (f) Setelah nama kampung kelahiran atau kota terdekat dari kampung kita tampak, arahkan panah mouse ke kota tsb dan klik kanan mouse; (g) Akan tampil menu "Add Blog", klik menu ini; (h) Akan muncul kotak, isi alamat blog Anda. Contoh, http://kolom-mario.blogspot.com (jangan lupa pake awalan http://; (i) Klik submit; (j) Apabila berhasil, maka akan muncul tulisan: Thank You! Di bawahnya ada tiga kotak yg berisi kode html untuk BLOGMAP, NEIGHBLOGMAP BUTTON, dan LOCAL BLOGROLL. Copy ketiga kode HTML tsb. dan paste di sidebar blog Anda.

SELAMAT MENCOBA,,,,,
http://www.iconspedia.com/uploads/12789365491822702177.png